Presiden Jokowi dan Marsekal Hadi Tjhahjanto Kena Fitnah, Ini Reaksi DispenAU
Sebagaimana telah diketahui bersama, Komisi I DPR RI menyetujui Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI baru dan sekaligus menggantikan Jendral TNI Gatot Nurmantyo yang memasuki masa pensiun
Meski demikian, masih saja ada netizen yang menyebar berita hoax di media sosial saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengajukan calon tunggal, yaitu KSAU Marsekal Hadi Tjahjanto, sebagai Panglima TNI baru dan sekaligus menggantikan Jendral TNI Gatot Nurmantyo yang akan memasuki masa pensiun, dimana dalam proses pergantian Panglima TNI tersebut, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) kembali dituduh sebagai PKI
Entah siapa yang memulai dan siapa yang memutar balikkan serta memberikan konfirmasi sahih bahwa yang ikut PKI pada tahun 1965 adalah TNI AU, padahal dalam peristiwa G30S/PKI, TNI AU tidak ikut serta dalam aksi kudeta yang (diduga) akan dilakukan oleh PKI pada tahun 1965
Sementara itu, tuduhan bahwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah PKI dan memilih Panglima TNI dari unsur AU sebagai pembenaran tuduhan bagwa Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) adalah seorang PKI merupakan sesuatu yang tidak boleh terus dibiarkan
Selain itu, ada juga yang menuduh Panglima TNI sekarang diganti karena Pro Islam dan menanggapi berita-berita hoax tersebut, Dinas Penerangan AU (DispenAU), melalui akun Twitter resmi, telah mengingatkan para penyebar hoaks dan fitnah untuk bersikap bijak dan tidak meneruskan hoaks serta fitnah
Airmin sekadar mengingatkan untuk berhati-hati, bahkan dlm memposting ujaran kebencian. Diam bukan berarti tidak bekerja. Aturan sudah jelas, termasuk ancaman hukumannya.
Be smart with your smartphone #dmmp 💂 pic.twitter.com/C1jRtQnYe9
— TNI Angkatan Udara (@_TNIAU) December 5, 2017
Para penyebar fitnah dan hoax tersebut di atas memang harus ditindak tegas dan apa yang telah dilakukan oleh Dinas Penerangan AU (DispenAU) tersebut sangat tepat, yaitu dengan memberikan peringatan pertama terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan hukum jika netizen masih saja melakukan tindakan yang sama, terlebih tahun 2018 merupakan tahun politik, dimana fitnah dan hoaks akan semakin menyebar secara massif di media sosial maupun di tengah-tengah masyarakat luas