Klik tautan Lihat artikel asli di bawah untuk baca lanjutan beritanya.
115 Sapi di Kabupaten Malang Mulai Suspek PMK

Malang (ONEINDONESIASATU.COM) – Ratusan ekor sapi di wilayah Kabupaten Malang dilaporkan suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Ratusan ekor sapi itu terdeteksi suspek PMK sejak 26 hingga 28 April 2022 lalu.
“Iya ada sekitar 115 ekor yang suspek PMK ini dan sekarang tengah diobati,” ungkap Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Malang, Nur Cahyo, Rabu (11/5/2022).
115 ekor sapi itu tersebar di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Singosari 3 ekor, Kecamatan Wajak 1 ekor dan sisanya di Kecamatan Ngantang.
“Di Kecamatan Ngantang ini milik perorangan yang tergabung dalam KUD Sumber Makmur,” terangnya.
Cahyo menyebut pada Minggu (8/5/2022) lalu, tim dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur telah turun ke Ngantang untuk melakukan edukasi kepada peternak.
Kata dia, PMK pada ternak sapi ini berawal dari empat Kabupaten/Kota di Jatim yakni di Kabupaten Gresik, Mojokerto, Sidoarjo dan Lamongan. Namun belum diketahui secara persis, 115 ekor sapi di Kabupaten Malang itu transmisi dari empat daerah itu atau tidak.
“Tim penyuluh dari Dinas Peternakan Kabupaten Malang terus memantau dan memberikan edukasi kepada peternak agar tidak menyebar,” tegasnya.
Sebab itu, diimbau kepada para peternak di Kabupaten Malang agar melakukan upaya pencegahan dengan cara memberikan bio security, dan disinfektan pada kandang ternak.
“Juga harus mengurangi lalu lintas orang ke dalam kandang. PMK ini sebabkan oleh virus maka kebersihan kandang harus terjaga, juga vitamin pada ternak harus diberikan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan ciri ciri PMK pada ternak sapi, diantaranya ternak mengalami panas tinggi, ada luka di mulut dan keluar lendir berlebih seperti sariawan.
Baca Juga:50 Sapi yang Terjangkit PMK di Lamongan Kini Sudah MembaikBelum Ada Ternak di Magetan yang Terjangkit PMKRPH Surabaya Tolak Hewan Ternak dari Daerah Suspek PMKVirus PMK di Jawa Timur, PD RPH Surabaya: Tak Pengaruhi Pasokan“Kalau parah sapi tidak mau makan. Termasuk pada kaki ada luka dan kalau parah tidak bisa berdiri,” urainya.
Ternak sapi yang terserang paling banyak sapi perah. Hanya di singosari yang merupakan sapi pedaging. Kendati demikian, Cahyo menegaskan PMK ini tidak menular pada manusia.
“Ini PMK tidak zoonosis, namun kami minta kepada peternak agar segera memberikan pengobatan dengan anti biotik dan vitamin apabila ternaknya ada indikasi PMK, ” pungkasnya. [yog/but]
Sumber: beritajatim.com
Note:
Apabila terdapat kesalahan informasi dalam berita ini, silahkan kirim koreksi/laporan Anda ke alamat email kami di oneindonesiasatudotcom@gmail.com.