Seorang presiden harus mampu menjadi penghubung lidah dan aspirasi rakyat, tidak egois dengan mendahulukan kepentingannya sendiri.
Demikian antara lain pesan yang disampaikan mantan PM Malaysia Mahathir Muhammad saat memberikan kuliah umum di Rakernas Partai Nasdem di JCC, Senayan, Jakarta, Jumat (17/6).
Mahathir menegaskan bahwa, seorang presiden harus mampu memahami apa yang dipikirkan dan diinginkan rakyatnya. Yang tak kalah penting, kata dia, seorang presiden haruslah memiliki rasa empati yang tinggi terhadap nasib dan kehidupan rakyat.
“Jikalau sebelum terpilih dia menjadi artikulator ataupun menjadi penyambung lidah rakyat kepada institusi negara serta pada badan pengkaderan agar nasib rakyat terbela,” kata Mahathir.
Setelah menjadi presiden, kata Mahathir, pemimpin harus memiliki tanggung jawab yang tinggi terhadap amanat rakyat dan harus memperjuangkan apa yang diinginkan rakyat demi bangsa dan negara.
"Setelah terpilih menjadi tanggung jawabnya untuk memastikan apa yang diperjuangkan untuk rakyat,” ujarnya.
Sumber: rmol.id